35 - Jagalah Pintu Masuk Ke Dalam Jiwa
The apostle sought to teach the believers how important it is to keep the mind from wandering to forbidden themes or from spending its energies on trifling subjects. Those who would not fall a prey to Satan's devices, must guard well the avenues of the soul; they must avoid reading, seeing, or hearing that which will suggest impure thoughts. The mind must not be left to dwell at random upon every subject that the enemy of souls may suggest. The heart must be faithfully sentineled, or evils without will awaken evils within, and the soul will wander in darkness. “Gird up the loins of your mind,” Peter wrote, “be sober, and hope to the end for the grace that is to be brought unto you at the revelation of Jesus Christ; ... not fashioning yourselves according to the former lusts in your ignorance: but as He which hath called you is holy, so be ye holy in all manner of conversation; because it is written, Be ye holy; for I am holy.” AA 518.2
Sang rasul berusaha untuk mengajar orang-orang percaya betapa pentingnya menjaga pikiran agar tidak menyimpang ke tema-tema terlarang atau membuang-buang energi pada hal-hal sepele. Mereka yang tidak mau menjadi mangsa tipu muslihat Setan, harus menjaga dengan baik jalan masuk ke jiwa; mereka harus menghindari membaca, melihat, atau mendengar apa pun yang menimbulkan pikiran tidak murni. Pikiran tidak boleh dibiarkan memikirkan secara acak setiap topik yang mungkin disarankan oleh musuh jiwa. Hati harus dijaga dengan setia, atau kejahatan di luar akan membangkitkan kejahatan di dalam, dan jiwa akan mengembara dalam kegelapan. “Persiapkan pikiranmu,” tulis Petrus, “sadarlah, dan berharaplah sampai akhir akan rahmat yang akan diberikan kepadamu pada wahyu Yesus Kristus; ... janganlah bertingkah laku menurut nafsu-nafsu yang dulu dalam ketidaktahuanmu: tetapi sama seperti Dia yang memanggil kamu itu kudus, maka jadilah kudus pula kamu dalam segala percakapan; karena ada tertulis, Jadilah kamu kudus; karena Aku kudus.” AA 518.2
“Pass the time of your sojourning here in fear: forasmuch as ye know that ye were not redeemed with corruptible things, as silver and gold, from your vain conversation received by tradition from your fathers; but with the precious blood of Christ, as of a Lamb without blemish and without spot: who verily was foreordained before the foundation of the world, but was manifest in these last times for you, who by Him do believe in God, that raised Him up from the dead, and gave Him glory; that your faith and hope might be in God.” AA 519.1
“Lewatkanlah masa pengembaraanmu di sini dalam ketakutan: sebab kamu tahu, bahwa kamu tidak ditebus dengan benda-benda fana, seperti perak dan emas, dari percakapanmu yang sia-sia yang diterima secara turun-temurun dari nenek moyangmu; tetapi dengan darah Kristus yang mahal, seperti darah Anak Domba yang tidak bercacat dan tidak bernoda: yang telah ditetapkan sebelumnya sebelum dunia dijadikan, tetapi yang nyata pada akhir zaman ini bagi kamu, yang oleh Dia percaya kepada Allah, yang membangkitkan Dia bangkit dari kematian, dan memuliakan Dia; supaya iman dan pengharapanmu ada pada Tuhan.” AA 519.1
Had silver and gold been sufficient to purchase the salvation of men, how easily might it have been accomplished by Him who says, “The silver is Mine, and the gold is Mine.” Haggai 2:8. But only by the precious blood of the Son of God could the transgressor be redeemed. The plan of salvation was laid in sacrifice. The apostle Paul wrote, “Ye know the grace of our Lord Jesus Christ, that, though He was rich, yet for your sakes He became poor, that ye through His poverty might be rich.” 2 Corinthians 8:9. Christ gave Himself for us that He might redeem us from all iniquity. And as the crowning blessing of salvation, “the gift of God is eternal life through Jesus Christ our Lord.” Romans 6:23. AA 519.2
Seandainya perak dan emas cukup untuk membeli keselamatan manusia, betapa mudahnya hal itu dapat dicapai oleh Dia yang bersabda, “Perak adalah milikku dan emas adalah milikku.” Hagai 2:8. Tetapi hanya melalui darah Anak Allah yang berharga, pelanggar dapat ditebus. Rencana keselamatan terletak pada pengorbanan. Rasul Paulus menulis, “Kamu mengetahui kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa walaupun Ia kaya, namun oleh karena kamu Ia menjadi miskin, supaya kamu menjadi kaya melalui kemiskinan-Nya.” 2 Korintus 8:9. Kristus menyerahkan diri-Nya bagi kita agar Dia dapat menebus kita dari segala kejahatan. Dan sebagai berkat puncak keselamatan, “karunia Allah adalah hidup yang kekal melalui Yesus Kristus, Tuhan kita.” Roma 6:23. AA 519.2
Prinsip yang harus direnungkan dan dipraktekkan :
1. Penting sekali untuk MENJAGA PIKIRAN agar tidak menyimpang kepada :
- TEMA-TEMA yang terlarang
- Hal-hal sepele yang membuang energi
2. Cara menjaga PIKIRAN agar tidak menjadi mangsa tipuan musuh :
- Menjaga PINTU MASUK ke jiwa
- Menghindari bacaan, pengelihatan, atau pendengaran yang dapat menimbulkan pikiran menjadi tidak murni.
- Tidak membiarkan pikiran memikiran pikiran yang acak yang disarankan oleh musuh.
- Jangan biarkan KEJAHATAN yang diluar membangkitkan KEJAHATAN DI DALAM.
3. Tuhan memanggilkan kita untuk menjadi KUDUS, karena TUHAN itu adalah KUDUS, oleh karena itu janganlah bertingkah laku berdasarkan NAFSU-NAFSU yang dulu dalam masa ketidaktahuanmu.
4.Kita ditebus dari DOSA [salah satunya adalah PERCAKAPAN SIA-SIA yang diturunkan dari nenek moyang kita] BUKAN dengan barang fana, seperti EMAS DAN PERAK tetapi dengan DARAH KRISTUS yang mahal, yang tidak bernoda dan bercela.
5. Manusia yang melanggar hanya bisa ditebus dengan DARAH ANAK BAPA yang berharga, bukan dengan EMAS DAN PERAK, dan rencana keselamatan itu terletak pada PENGORBANAN. Dimana tidak ada keselamatan bila tidak ada keselamatan.
6. Pengorbanannya adalah DIA YANG KAYA menjadi MISKIN, agar kita yang MISKIN menjadi KAYA.
7. Berkat dari puncak keselamatan adalah : KASIH KARUNIA BAPA yang kekal melalui YESUS KRISTUS.
a more sure word of prophecy


Posting Komentar untuk "35 - Jagalah Pintu Masuk Ke Dalam Jiwa"
Posting Komentar