PERSON PERSONALITY AND BEING PART 3


Hello everyone. Di dalam video ini saya mau cari tahu apakah kata being yang digunakan sister White artinya sama dengan kata person

Kita tahu Bapa dan Anak masing-masing adalah a person, yaitu a literal person; a person yang mempunyai a form

Dan karena Bapa dan Anak masing-masing adalah makhluk ilahi, 

artinya Bapa dan Anak masing-masing adalah a literal divine person, yaitu person makhluk ilahi yang mempunyai form

Di buku Selected Messages dan Letter 1 1882 dikatakan Jesus dan Bapa masing-masing adalah a divine being

Sesuai dengan pengertiannya Sister White, a literal divine person adalah [1:00] a divine being. 

Pertanyaannya, apakah kata being berlaku juga bagi a divine person kalau a divine person itu adalah Roh Kudus? Apakah kata a divine being berlaku juga bagi a spiritual divine person sebagaimana kata itu berlaku bagi a literal divine person. 

Dengan kata lain, apakah kata being boleh digunakan kepada Roh Kudus yang adalah a divine person dalam arti spiritual? Sebagaimana kata a being juga digunakan kepada Bapa dan Anak yang masing-masing adalah a divine person dalam arti literal atau obvious

Kita sudah baca a person yang mempunyai a bodily form adalah a being

Pertanyaannya, apakah a person yang tidak mempunyai a bodily form boleh juga dikatakan a being atau tidak? Jawabannya tergantung dengan bagaimana sister White menggunakan kata itu. 

[2:00] Apakah dia juga menggunakannya kepada a spiritual divine person atau tidak? 

Kalau iya artinya boleh, 

tetapi kalau tidak artinya kata being hanya berlaku bagi a person yang mempunyai a physical bodily form atau bentuk wujud tubuh fisik. 

Sekarang saya mau tunjukkan hasil word search kata divine being untuk lihat apakah dalam tulisan-tulisan sister White dia menggunakan kata being sehubungan dengan Roh Kudus. 

Yang pertama berbicara tentang Tuhan Yesus waktu berhadapan dengan Pilatus. 

Yang berikut berbicara mengenai Tuhan Yesus waktu Tuhan Yesus menyelubungi nature ilahinya dengan nature kemanusiaannya. 

Yang berikut mengenai Bapa lalu mengenai Tuhan Yesus. 

Letter 43 mengenai Bapa 

Lalu di Review and Herald mengenai Tuhan Yesus. 

Di Manuscript 59 [3:00] dan 73A mengenai Bapa. 

Lalu di buku Patriarch and Prophets berbicara tentang kelompok orang-orang yang menyembah berhala di zaman Nuh yang tidak memiliki konsep makhluk ilahi. 

Di Letter 329A mengenai Tuhan Yesus di tepi danau bersama Simon Petrus. 

Dan yang berikut mengenai orang-orang yang melanggar hukum kedua karena mereka tidak mempunyai konsep makhluk ilahi atau a divine being

Di Manuscript 168 dan Signs of the Times mengenai Tuhan Yesus. 

Dan yang terakhir di Signs of the Times, the divine being adalah JehovahSister White tidak pernah menggunakan a divine being atau the divine being untuk mengartikan Roh Kudus. 

Jadi walaupun Roh Kudus adalah a divine person, tetapi Roh Kudus bukan a divine being berdasarkan tidak satupun kutipan yang menyatakannya. 

[4:00] Lalu ada orang-orang yang akan mengatakan, "Bagaimana dengan kutipan three holiest beings di surga yang ditulis di Manuscript 95 tahun 1906 paragraf 29? 

Kita perlu mengerti bahwa kutipan ini tidak ditulis oleh Sister White karena kutipan ini ditulis oleh Mrs. White punya stenographer waktu Sister White memberikan a sermon pada hari Sabat sore di Oakland, California, Oktober 20 tahun 1906. Jadi apa dan artinya? Apakah sekretarisnya salah tulis atau memang itu yang Sister White katakan? 

Agar kita tahu jawabannya, kita perlu bandingkan tulisan-tulisannya untuk melihat apakah yang ditulis Sister White punya stenographer tidak cocok dengan apa yang Sister White ajarkan. Atau apakah memang itu yang dikatakan Sister White dalam sermon-nya? Dengan kata lain, sekretarisnya tidak salah tulis. 

[5:00] Kita tahu Roh Kudus adalah the third person of the godhead; yaitu a third person dalam arti spiritual dari Bapa dan Anak yang masing-masing adalah a literal person. 

Roh Kudus dikatakan sebagai a person karena roh adalah rohnya Bapa dan Anak yang masing-masing adalah a person

Sekarang pertanyaannya, apakah sister White pernah mengatakan Roh Kudus adalah the third being di surga sebagaimana dia katakan Roh Kudus adalah the third person

Di Manuscript 4A dikatakan Setan yang sebelumnya adalah Lucifer adalah a being yang sangat diangkat tinggi di surga next to Christ. 

Next to Christ artinya posisinya setelah Kristus. 

Sister White menggunakan kata being waktu berbicara tentang setan 

sebagaimana dia juga menggunakan kata being waktu berbicara mengenai Bapa dan Anak. Artinya being pertama adalah Bapa, [6:00] being kedua adalah anak, 

dan being setelah Kristus atau next to Christ adalah Lucifer sebelum dia dibuang keluar dari surga. Kita tahu Roh Kudus ada walaupun tidak kelihatan. 

Pertanyaannya, mengapa bukan Roh Kudus being ketiganya di surga? Seakan-akan Roh Kudus tidak ada? Kita semua tahu bahwa Roh Kudus ada dan tidak ada yang menyangkal keberadaannya. Tetapi keberadaannya dalam bentuk yang tidak kelihatan 

hanya dapat dikatakan sebagai the third person yang artinya spiritual bukan literal 

dan tidak bisa dikatakan sebagai a being atau being ketiga di surga. 

Artinya walaupun kata person boleh digunakan kepada Roh Kudus,

namun kata being tidak bisa digunakan kepada Roh Kudus yang adalah a spiritual person, 

tetapi hanya kepada a literal atau an obvious person. Contohnya kepada Bapa, Anak, Malaikat, dan para manusia [7:00] atau human beings

Karena seandainya Roh Kudus adalah the third being di surga, tentu saja sister White tidak akan mengatakan bahwa Lucifer adalah a being yang posisinya next to Christ. 

Di kutipan Signs of the Times, Sister White mengatakan, "Lucifer, a being yang diciptakan 

adalah a being yang mulia 

yang menduduki posisi next to Christ di surga." Sekali lagi, being yang posisinya next to Christ adalah Lucifer sebelum dia dibuang keluar dari surga. Pertanyaannya, apa posisinya Kristus di surga? 

Di Letter 48, Sister White menulis dalam suratnya. Dia katakan posisinya Kristus adalah next to God. 

Artinya di surga ada God 

dan next to God adalah Anaknya God 

dan next to Anaknya God adalah Lucifer yang adalah a being yang diciptakan Bapa melalui Anaknya.

Bapa adalah a being di atas segala being. [8:00] 

Anak adalah a being next to God

Setelah itu atau next to Christ adalah being yang diciptakan yang menduduki posisi tertinggi dari seluruh malaikat yang diciptakan yaitu Lucifer

Roh Kudus yang adalah rohnya Bapa dan Anak adalah a person bukan a being

Karena kalau Roh Kudus adalah a being, seharusnya Roh Kudus yang disebut sebagai the third being di surga bukan Lucifer. Yang posisinya next to Christ di surga seharusnya Roh Kudus bukan Lucifer, kalau Roh Kudus adalah a being. 

Kristus adalah a being yang posisinya next to God. 

Lucifer adalah a being yang posisinya next to Christ

Tetapi kalau kita bicara tentang a person, Jesus adalah a literal person yang posisinya next to God

Dan Roh Kudus yang adalah a spiritual person adalah the third person 

selain person Bapa dan person Anak yang masing-masing adalah [9:00] a literal person

Artinya kata being sama artinya dengan a literal person 

dan tidak boleh disamakan artinya dengan a spiritual person

Jadi di surga ada Bapa, Anak, dan para malaikat yang masing-masing adalah a being. 

Being ilahi yaitu Bapa dan Anak dan being ciptaan yaitu para malaikat. 

Tapi kalau kita bicara mengenai person, urutannya ialah Bapa yang adalah a literal person. Lalu Kristus yang adalah a literal person. Lalu Roh Kudus yang adalah a spiritual person yang adalah Rohnya Bapa dan Anak. Lalu Lucifer yang adalah a literal person sebelum dia dan para malaikatnya dibuang keluar dari surga. 

Karena dia iri hati dan cemburu terhadap Anaknya Bapa yang posisinya next to God

Sementara dia sendiri posisinya next to Christ. [10:00] 

Lucifer menginginkan posisinya Kristus yaitu next to God

Jadi Lucifer menginginkan posisinya Kristus yang equal dengan Bapanya, sehingga jika Lucifer mendapatkan posisi itu, maka gambarannya seperti ini. 

Bapa yang a being dan Anak dan Lucifer yang masing-masing adalah a being juga semuanya duduk di takhta Bapa di surga. Setan ingin menjadi the third being di surga. 

=

Dia tidak puas dengan posisinya sebagai a being next to Christ

Karena dia menginginkan posisinya Kristus sebagai a being yang setara dengan Anak Bapa, yaitu next to God

Dia mengidamkan dirinya di exalt atau diangkat tinggi sebagai a being ketiga di surga 

yang di-honored dan di-worship sebagai God

Dia ingin menjadi makhluk atau a being yang disembah sebagaimana Bapa dan Anak disembah. Dia cemburu karena dia tidak duduk [11:00] di takhta Bapa bersama Anaknya. Dia mau menjadi the third being di surga yang juga duduk di tahtanya God. 

Kita tahu Bapa adalah God jenis being-nya. Anak juga God jenis being-nya. Dan Lucifer juga ingin disembah sebagai God, walaupun kita tahu dia bukan God jenis being-nya, karena dia hanyalah malaikat yang diciptakan, bukan malaikat pencipta. Dia mau menjadi God ketiga di surga dan oleh sebab itu dia dibuang keluar dari surga karena yang dia inginkan adalah suatu kemustahilan kekal yang tidak pernah akan menjadi kenyataan. 

Yang perlu di-exalt atau ditinggikan dan di-worship hanyalah Bapa dan Anak. 

The Father and the Son alone. Alone artinya hanya. 

Tiada lain selain Bapa dan Anak yang di-exalt. Tiada lain selain Bapa yang adalah a being dan a literal person dan Anak juga yang adalah a being dan juga adalah [12:00] a literal person; tiada lain. Seandainya Roh Kudus juga adalah a being. Mengapa yang di-exalt dan di-worship hanya Bapa dan Anak? Yang perlu di-worship dan di-exalt adalah a being atau a literal person. Kalau kita exalt dan worship Roh Kudus, artinya kita membuat Roh Kudus sebagai a third divine being di surga. Jangan kita lupa bahwa Roh Kudus adalah rohnya Bapa dan Anak, bukan a literal third divine person atau a third divine being selain Bapa dan Anak. Untuk meng-exalt dan worship Roh Kudus ialah untuk menyangkal Roh Kudus sebagai Rohnya Bapa dan Anak. 

Di Testimonies volume 7 dikatakan dengan memberikan rohnya, God memberikan Dirinya sendiri. 

Roh Kudus adalah Bapa sendiri. Tentu saja kita mengertisRoh Kudus adalah Bapa sendiri tanpa wujud tubuhnya Bapa, [13:00] bukan a divine being atau a divine literal person selain Bapa. 

Di Manuscript volume 14 dikatakan Roh Kudus adalah Kristus sendiri terlepas dan tidak terikat dari tubuh kemanusiaannya. 

Kalau kita exalt dan worship Roh Kudus, artinya kita membuat Roh Kudus sebagai a third divine being di surga. Jangan kita lupa bahwa Roh Kudus adalah Rohnya Bapa dan Rohnya Anak, bukan a literal third divine person atau a third divine being selain Bapa dan Anak. Untuk meng-exalt dan worship Roh Kudus ialah untuk menyangkal Roh Kudus sebagai Rohnya Bapa dan  Anak. 

Jadi, apakah yang duduk di takhta di surga adalah Bapa, Anak, dan Dirinya mereka sendiri yang tidak kelihatan sehingga tidak perlu disebut walaupun ada? Apakah yang di-exalt adalah Bapa, Anak, dan Bapa dan Anak yang tidak [14:00] kelihatan? Karena Roh Kudus adalah Bapa dan Anak walaupun tidak memiliki form. Apakah kita perlu sembah Bapa, Anak dan Bapa dan Anak? 

Roh Kudus adalah the mind of God

the breath of God

the life of God

the divine influence of God

the power of God, 

the omnipresent of God,

the grace of God, 

the divine nature of God. 

Itu semua adalah yang dimiliki a divine being. Bukan a divine being selain Bapa dan Anak. Bukan, sama sekali bukan. 

Yang perlu di-worship adalah Bapa dan Anak. 

Bukan mereka punya mind, mereka punya nafas, mereka punya kehidupan, mereka punya karakter, mereka punya kuasa, mereka punya grace, mereka punya influence, 

Tetapi person Bapa dan person Anaknya yang masing-masing adalah a literal divine person

Untuk menyembah Roh Kudus ialah untuk mengatakan bahwa Roh Kudus adalah a divine being dan [15:00] a literal divine person. Sebagaimana Bapa dan Anak, masing-masing adalah a divine being dan a literal divine person. 

Jadi walaupun Lucifer adalah a literal person dan a literal being, namun Lucifer bukan a literal divine person dan bukan a literal divine being. 

Yang duduk di takhta di surga adalah divine beings yang adalah literal divine persons, yaitu Bapa dan Anak. Yang patut disembah adalah a literal divine person yang adalah a divine being, yaitu Bapa dan Anak, bukan mereka punya roh. 

Di surga nanti, umat Tuhan diberkati dengan diberikan kepada mereka hak istimewa untuk menikmati open communion dengan Bapa dan Anak. Sister White tidak mengatakan bahwa open communion mereka dengan Bapa, Anak, dan Roh Kudus. 

[16:00] Kristus katakan, "Perkataan-perkataan yang Aku ucapkan kepadamu adalah roh dan kehidupan." Artinya rohnya Kristus adalah the mind-nya Kristus yang diungkapkan kepada murid-muridnya di John 6 ayat 63 

melalui perkataan perkataan yang diucapkan kepada murid-muridnya. 

Jadi pertanyaannya apakah the mind-nya Kristus being ketiga di surga? 

Waktu Kristus menghembuskan nafasnya kepada murid-muridnya di Yohanes 20 ayat 22, Dia katakan terimalah Roh Kudus.

Apakah yang dihembuskan kepada murid-muridnya dan yang diterima murid-muridnya adalah being ketiga di surga yang perlu disembah? 

Yang perlu disembah adalah a divine being yang mempunyai wujud tubuh yang dapat dilihat dan dijamah, bukan Roh Kudus yang adalah Bapa dan Anak punya roh yang tidak kelihatan. 

Di buku The Great Controversy, Sister White mengatakan, "Umat Tuhan di surga nanti akan [17:00]  memandang wajahnya Bapa muka dengan muka dan bercakap-cakap dengan Bapa dan Anaknya." Pertanyaannya, apakah sister White lupa untuk mengikut sertakan Roh Kudus dalam tulisannya waktu umat Tuhan mengadakan open communion di surga dengan Bapa dan Anak? Apakah kita nanti akan bercakap-cakap dengan Bapa, Anak, dan Roh Kudus yangah Bapa punya mind? Apakah Bapa punya mind perlu disembah sebagaimana Bapa perlu disembah? Bukankah Bapa adalah Bapa termasuk Bapa punya mind? Jadi mengapa menyembah Bapa dan Bapa punya mind sementara Bapa punya mind adalah Bapa? 

Kita tahu rohnya Bapa bisa function secara independent dari tubuhnya Bapa. 

Tapi jangan lupa roh itu adalah Bapa punya roh, bukan a person selain Bapa yang namanya God the Spirit

Kalau kita mengerti hal ini, kita tidak akan terkecoh dengan tulisan-tulisan yang bunyinya aneh [18:00] bagi mereka yang tidak memahami pengertian ini. 

Kata-kata yang membingungkan banyak orang ialah kata tiga, ketiga, trio, person, personality, dan being. Seakan-akan kata-kata ini yang digunakan Sister White menganjurkan bahwa Sister White percaya ajaran Trinitas atau mengajarkan doktrin Trinitas. 

Kata tiga, ketiga, dan trio digunakan sestro karena rohnya Bapa dan Anak dapat function independent dari wujud tubuhnya Bapa dan Anak. Bukan artinya ada tiga literal persons atau tiga literal beings di surga. 

Ketiga, artinya rohnya bapak dan anak yang bisa function, terpisah atau independent dari dua persons di surga, walaupun yang independent dari Bapak dan Anak adalah Bapa dan Anak sendiri. 

Dan person Roh Kudus bukan person 100% sama artinya dengan persons Bapak dan Anak, tetapi karena Roh Kudus adalah mereka punya roh yang independent [19:00] dari tubuhnya mereka. Sehingga dikatakan a person dalam arti spiritual yang independent dari persons literal-nya Bapa dan Anak. 

Kristus katakan, "Aku dan Bapaku satu". 

Satu dalam nature, satu dalam karakter, dan satu dalam purpose

Yang mana Kristus adalah satu-satunya being di seluruh semesta alam yang dapat masuk ke dalam semua counsel dan purpose-nya Bapa. Dengan kata lain, selain Anak Bapa, tidak ada being di seluruh semester alam yang dapat masuk ke dalam semua counsel dan purpose-nya Bapa. 

Pertanyaannya, mengapa Roh Kudus tidak mengapa Roh Kudus tidak bisa masuk dalam counsel dan purpose-nya Bapa? Jawabannya bukan karena Roh Kudus tidak terlibat dalam semua counsel dan purpose-nya Bapa. 

Karena Roh Kudus adalah mind-nya Bapa dan Anak. Tetapi karena Sister White [20:00] menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan a being, karena Roh Kudus bukan a literal divine person. Jadi tidak ada yang menyangkal keberadaannya Roh Kudus karena Roh Kudus adalah rohnya Bapa dan rohnya adalah divine nature-nya Bapa dan Anak. Roh adalah kehidupan yang dimiliki Bapa dan Anak. Namun rohnya Bapa dan Anak bukan a divine being, karena roh bukan a literal divine person

Yang mengadakan counsel of peace yaitu rencana keselamatan sebelum all things diciptakan adalah Bapa dan Anak. 

Counsel ini diadakan antara mereka berdua, bukan mereka bertiga. Karena Roh Kudus bukan a divine being, sebagaimana Bapa dan Anak masing-masing adalah a divine being. Bapa dan anak yang masing-masing adalah a divine being mempunyai roh yang kudus. Oleh sebab itu, waktu mereka berdua merencanakan rencana keselamatan sebelum all things diciptakan, tentu saja mereka punya roh terlibat dalam rencana ini. Karena roh mereka yang kudus adalah [21:00] mereka punya pikiran atau mereka punya mind. Tetapi keterlibatannya bukan sebagai a literal divine person atau a divine being, tetapi sebagai mereka punya roh yang kudus. Jadi dari tulisan-tulisannya Sister White, kita bisa mengerti bahwa Bapa dan Anak yang masing-masing adalah a literal divine person adalah masing-masing a divine being. Dan walaupun Roh Kudus adalah a person, tapi karena Roh Kudus bukan a literal person, maka Roh Kudus tidak pernah dikatakan sebagai a divine being. Karena Roh Kudus adalah a spiritual person, bukan a literal person


Jadi sekarang kita kembali ke sermon yang ditulis oleh sekretarisnya Sister White. Dia menulis three holest beings. Sementara Sister White hanya menggunakan kata being kepada Bapa dan Anak dan tidak pernah kepada Roh Kudus. Being selain Bapa dan Anak di surga [22:00] adalah Lucifer sebelum dia dibuang keluar dari surga. Dan malaikat ini posisinya next to Christ yang mana posisinya Kristus adalah next to God. Dalam urutan posisi beings di surga, Roh Kudus tidak disebut. Bukan karena Roh Kudus tidak ada, tetapi karena Roh Kudus bukan a being sebagaimana Bapa dan Anak masing-masing adalah a divine being. Yang sangat jelas ialah Bapa adalah a literal divine person dan adalah a divine being. Kristus juga adalah a literal divine person dan juga adalah a divine being. Roh Kudus adalah a spiritual divine person dan oleh sebab itu bukan a divine being. 

Dan yang di-exalt dan disembah adalah Bapa dan Anak, yang masing-masing adalah a literal divine person dan juga adalah a divine being. Yang duduk di takhta tentu saja makhluk yang mempunyai tubuh, bukan yang a spiritual person yang tidak bisa dilihat. Dan oleh sebab itu, yang disembah juga adalah makhluk yang mempunyai tubuh, bukan a spiritual person yang tidak bisa dilihat. Hanya Bapa dan Anak sajalah yang perlu di-exalt dan di-worship oleh semua makhluk ciptaannya. To God be the glory.

Posting Komentar untuk "PERSON PERSONALITY AND BEING PART 3"