Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

WHO IS THE KING OF THE NORTH part 2



And at the time of the end shall the king of the south push at him and the king of the north shall come against him like a whirlwind with chariots and with horsemen and with many ships and he shall enter into the countries and shall overflow and passover 

Hello everyone, selamat berjumpa kembali dalam pembelajaran kebenaran firman Tuhan. Video ini adalah pelajaran kedua dari seri pelajaran "The King of The North". Di bagian kedua ini kita akan mempelajari apa yang Uriah Smith katakan mengenai Raja Utara di Daniel 11 mulai dari ayat 36, sesuai dengan apa yang dia tulis di bukunya "Daniel and the revelation".


Kita mulai baca di ayat 35, dan dan komentarnya dari ayat itu. 

Kesimpulan yang wajar adalah pada saat the time of the end, kekuasaan yang dimiliki gereja Roma untuk menghukum para bidah yang telah menjadi penyebab begitu banyak penganiayaan, dan yang untuk sementara waktu telah dikekang, kini disingkirkan. 


Bahwa penyingkiran kuasa Kepausan ini, menandai mulainya the time of the end.


Jadi Smith mengakui bahwa raja yang berakhir kekuasannya di ayat 35 adalah kuasa Kepausan. 

Dan kuasa ini disingkirkan pada tahun 1798 yang adalah the time of the end. Jadi tahun 1798 adalah the time of the end.


Oleh sebab itu di ayat 36 dia katakan, bahwa raja yang melakukan sesuai dengan kehendaknya atau according to his will yang meninggikan dan membesarkan dirinya lebih dari God dan yang speak marvelous things atau yang menghujat, bukan kuasa kepausan.


Dia juga mengatakan bahwa raja yang tidak regard any god di ayat 37, yang membesarkan dirinya above all bukan kuasa Kepausan. Karena kuasa kepausan, katanya tidak pernah membesarkan dirinya di atas God dan tidak pernah regard any God. 

Kesimpulannya raja di ayat 36, yang melakukan sesuai kehendaknya 

Adalah kuasa yang baru. Dan bukan kuasa Kepausan yang kuasanya berakhir di ayat 35.

Jadi sesuai dengan apa yang diajarkan, kuasa Kepausan berakhir di ayat 35. Dan ayat selanjutnya, bukan lagi kuasa Kepausan. 

Kita akan melihat nanti siapa raja yang dia maksudkan di ayat 36, yang do according to his will, exalt himself, dan magnify himself, dan speak marvelous things against the God of gods.

Tapi sebelum itu mari kita lihat apa yang dimengerti oleh William Miller mengenai raja di ayat 36.


Sesuai dengan William Miller raja di ayat 36 yang do according to his will adalah kuasa Kepausan yang meninggikan dirinya di atas God. 

Dan kuasa ini adalah tanduk kecil di Daniel 7:8 yang keluar dari antara sepuluh tanduk di ayat 7. 

Dan tanduk ini menggunakan mulutnya dengan berbicara great things dan yang diucapkan adalah blasphemy atau penghujatan. 


Untuk menghujat ialah untuk manusia yang bukan God, mengampuni dosa, sementara hal itu hanya bisa dilakukan oleh God, sehingga manusia ini membuat dirinya sama dengan God. Ini adalah penghujatan atau blasphemy. 



Di ayat 37, raja yang tidak regard any God, dan magnify dirinya di atas God adalah Roma Kepausan.



William Miller konek kuasa ini dengan the man of sin di buku 2 Tesalonika 2. 



Tanduk kecil ini yang menghujat God adalah mystical Babylon. Arti kata mystical adalah supernatural atau spiritual. Artinya Roma Kepausan adalah spiritual babylon, 



Walaupun Roma Kepausan bukan kerajaan Babylon, namun kerajaannya memiliki karakteristik kerajaan Babylon. Jadi sebagaimana Nebudchadnezar angkuh, Kepausan juga angkuh. Nebukadnezar menganiaya umat Tuhan karena mereka tidak mau menyembah patung emas. Demikian juga Roma Kepausan menganiaya umat Tuhan karena umat Tuhan tidak mau acknowledge atau sembah the mystery God, yaitu the mystery of trinity.



Itulah sebabnya tiga tanduk dicabut dari akarnya. Tiga tanduk ini tidak acknowledge doktrin trinitas sehingga dicabut dari akarnya. Tiga tanduk ini adalah THE ARIANS, mereka tidak percaya doktrin trinitas. 



Mereka adalah Heruli, Vandals, dengan Goths. Dan tiga tanduk ini kita baca di Daniel 7:8, 20, 24. 



Dan tanduk kecil yang mencabut dari akar-akarnya tiga tanduk itu, masa kekuasannya tiga setengah masa yang adalah 42 bulan, atau 1260 tahun.



Kita tahu ini adalah masa ROma Kepausan yang mengalami luka parah tahun 1798, namun lukanya akan sembuh sesuai dengan Wahyu 13:3. 



Dan kuasa Kepausan ini dia think untuk merubah hukum Tuhan dan waktu atau the appointed timesnya Tuhan.



Dan speak great things against God atau dia adalah kuasa yang menghujat.



Kuasa mystical Babylon ini kita lihat di Wahyu 17:5. Dan kuasa ini namanya mystery Babylon. Kita tahu bahwa mystery Babylon di dahinya tertulis mystery trinity. Dan kuasa ini adalah kuasa Roma Kepausan.


Jadi kita lihat disini apa yang dimengerti William Miller berbeda dengan apa yang diajarkan oleh Uriah Smith. 



Uriah Smith mengatakan bahwa raja di ayat 36 dan seterusnya bukan Roma Kepausan.




Sementara William Miller mengerti bahwa Raja di ayat yang sama adalah kuasa Roma Kepausan yaitu The Papacy. 


Mari kita lihat apa yang dimengerti Josiah Litch mengenai Raja ini.



Josiah Litch memprediksi jatuhnya kerajaan Ottomen. Dan prediksinya terjadi persis pada waktu yang ditetapkan yaitu Agustus 11, 1840. Jatuhnya kerajaan Ottomen ini adalah penggenapan nubuatan wahyu 9, yang menbuatkan jatuhnya kerajaan Ottomen yang kita semua ketahui adalah Turkey. 



Josiah Litch mengerti bahwa aja di ayat 36 adalah kuasa Kepausan yang adalah tanduk kecil di Daniel 8, yang meninggikan dirinya di atas Kristus, dan menghujat dengan mulutnya. 



Jadi Josiah Litch, pengertiannya sama dengan William Miller bahwa raja di ayat 36 adalah the Papacy. 


Mari kita lihat apa yang ditulis oleh Ellen White.



Raja yang melakukan according to his will di ayat 36 adalah the man of sin. 



Mrs. white konek the man of Sin dengan 2 Tesalonika. 



Dan di Tesalonika the man of sin adalah the Son of perdition, yang menentang dan meninggikan dirinya di atas God, yang mau disembah sebagai God, dan menunjukkan dirinya sebagai God,


Jadi Mrs. White connect Daniel 11:36 dengan 2 Tesalonika 2:3 dan 4 dan seterusnya. 



The man of sin ini adalah the mystery of iniquity,



Yang adalah that Wicked. 



Dan di buku The Great Controversy, dia rangkumkan semuanya the man of sin. yang do according to his will di Daniel 11:36,



Adalah the mystery of iniquity,



The son of predition,



that Wicked



Yang adalah the papacy



Artinya raja di Daniel 11:36 adalah the papacy. Yang exalt dan magnify dirinya di atas God, dan do according to his will. 



Dan raja ini adalah the papacy.



Yang dimengerti oleh William Miller dan Josiah Litch, sama dengan apa yang dimengerti oleh Ellen White. Dan nampaknya pengertian mereka berbeda dari apa yang dimengerti oleh Uriah Smith.


Kita sekarang akan bandingkan pengertian Uriah Smith dengan Mrs. White.



Uriah Smith mengerti bahwa tahun 1798 adalah the time of the end. Di mana kuasa kepausan mengalami luka parah. 



Namun dia katakan raja yang do according to his will di ayat 36, yang meninggikan dan membesarkan dirinya di atas God, dan yang menghujat dengan mulutnya, 



Bukan kuasa kepausan.



Kita bandingkan dengan tulisan roh nubuat. Mrs. White menulis luka yang mematikan ini menunjukkan pada jatuhnya Kepausan, tahun 1798, yang adalah the time of the end. 


Setelah itu Yohanes menulis, lukanya yang mematikan itu sembuh, dan seluruh dunia mengagum dia.



Rasul Paulus menyatakan dengan sangat jelas, bahwa the man of sin ini akan terus berlanjut sampai kedatangan kedua kalinya Kristus nanti. Dia mengutip 2 Tesalonika.



Sampai waktunya tiba dia akan meneruskan pekerjaan penipuannya. Dan Yohanes juga menyatakan kuasa ini adalah sebagai kuasa Kepausan. 



Dan Kepausan ini adalah raja di Daniel 11:36, yang do according to his will. 



Berdasarkan apa yang dimengerti oleh William Miller, Josiah Litch, dan Ellen White. Raja yang di Daniel 11:36 dan seterusnya adalah kuasa Kepausan. 



Dan berbeda dari apa yang diartikan oleh Uriah Smith. 


Mari kita lihat siapa raja yang Uriah Smith maksudkan, waktu dia bilang bahwa Raja di Daniel 11:36 bukan kuasa kepausan. 



Dia katakan bahwa raja di ayat 36, yang according to his will adalah the king of the north di ayat 40, yang datang seperti angin puyuh atau whirlwind, dengan kereta kuda, penunggang kuda, dan banyak kapal laut atau many ships. 



Dia katakan bahwa Raja Selatan di ayat 40 adalah Mesir.



Raja selatan ini mendorong atau mengadakan perlawanan terhadap kuasa yang menyerang dia. 



Raja yang menyerang raja selatan adalah Prancis. Napoleon menyerang Mesir tahun 1798. 



Jadi the king of the south atau raja selatan mendorong atau mengadakan perlawanan terhadap Raja Prancis yang sedang menyerang dia tahun 1798.



Selanjutnya di ayat 40, Raja Utara datang dan menyerang melawan dia seperti angin puyuh atau whirlwind. 



Uriah Smith mengartikan Raja Utara ini sebagai Turkey.



Dengan bantuan Inggris dan Rusia, karena pada saat itu Turkey yang menduduki wilayah utara, yang dulunya dikuasai oleh kerajaan Seleucid atau rajanya Seleucus.



Maka Uriah Smith katakan bahwa Turki lah Raja Utara yang menggenapi ayat 40, waktu dia menyerang Prancis yang pada saat itu memerangi Mesir atau raja selatan. Dan datangnya Raja Utara seperti angin puyuh, dengan kapal laut, cocok dengan ayat yang mengatakan the king of the north datangnya seperti whirlwind dan dengan many ships. 



Jadi the king of the north sesuai dengan pengertian Uriah Smith adalah Turkey. 



Sementara Mrs.White mengkonfirmasi apa yang Daniel dan Wahyu ajarkan bahwa the king of the north di Daniel 11 ayat 36 dan seterusnya adalah the Papacy. Yang mengalami luka parah tahun 1798. Dan luka parahnya sembuh dan akan tetap ada sampai kedatangan Kristus di awan-awan nanti.


Pertanyaannya "Apakah keselamatan saya akan dipengaruhi dengan saya salah mengerti, siapa the king of North di buku Daniel 11 ini?"


Di bagian ketiga nanti pertanyaan ini akan dijawab dengan jelas dan pasti. 


Sampai kita berjumpa lagi dalam pembelajaran video ketiga dari seri The King Of The North.


To god be the glory.






Posting Komentar untuk "WHO IS THE KING OF THE NORTH part 2"