33 - Belajar Dari Bunga Teratai & Bunga Bakung

 
 Jesus says, “If ye keep my commandments, ye shall abide in my love; even as I have kept my Father's commandments, and abide in his love. These things have I spoken unto you, that my joy might remain in you, and that your joy might be full.” If Christians would open their hearts to the joy that Christ is willing to give them, they would represent the religion of the Bible much better than they now do. We are to be in the world, but we are not to be of it. We are to cultivate gratitude and love and praise in our hearts, that through his promises, richer than precious pearls, we may discern the purposes of God toward us. As the flowers gather for themselves the hidden properties of earth and air, and develop into things of beauty to delight our senses, so Christians are privileged to gather from the garden of God's promises, faith and hope, peace, joy, and support. They are to give out again to others a life fragrant with good works. BEcho April 1, 1889, par. 6

Yesus bersabda, “Jika kamu menaati perintah-perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku; sama seperti aku telah menaati perintah Bapaku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Hal-hal inilah yang telah Kukatakan kepadamu, agar sukacitaku tetap tinggal di dalam kamu, dan agar sukacitamu menjadi penuh.” Jika orang-orang Kristen mau membuka hati mereka terhadap sukacita yang Kristus berikan kepada mereka, maka mereka akan mewakili agama Alkitab dengan lebih baik daripada yang mereka lakukan sekarang. Kita harus berada di dunia, namun kita tidak boleh menjadi bagiannya. Kita harus memupuk rasa syukur, cinta, dan pujian di dalam hati kita, sehingga melalui janji-janji-Nya, yang lebih kaya daripada mutiara yang berharga, kita dapat memahami maksud-maksud Allah terhadap kita. Sebagaimana bunga mengumpulkan sendiri hal-hal tersembunyi dari bumi dan udara, dan berkembang menjadi keindahan untuk menyenangkan indera kita, demikian pula umat Kristiani mendapat hak istimewa untuk mengumpulkan dari taman janji-janji Tuhan, iman dan harapan, kedamaian, kegembiraan, dan dukungan. Mereka harus memberikan kembali kepada orang lain kehidupan yang harum dengan perbuatan baik. BEcho 1 April 1889, par. 6

In the promises, God withdraws the veil from heaven, and bids us look into the glory prepared for those who love him. Why do we so constantly take our gaze away from these things of unsurpassed loveliness in the inheritance of the saints in light, and fix our eyes upon the things that are dark and forbidding? Why do we gather the clouds of unbelief about our souls, and enshroud ourselves in an atmosphere that is only discouraging, and will be death to our spirituality? God would have us learn lessons from the water-lily that opens its pure white blossoms upon the bosom of the lake. The flower reposes in spotless loveliness while all around it, in the water, may be unseemly and obnoxious things. The lily strikes its roots deeper and still deeper into the rich soil far beneath the surface of the lake, and, refusing everything that would taint and pollute its purity, draws to itself only those properties that will aid its development into a spotless and beautiful flower. BEcho April 1, 1889, par. 7

Dalam janji-janji itu, Allah menyingkapkan tabir dari surga, dan meminta kita memandang ke dalam kemuliaan yang disediakan bagi mereka yang mengasihi Dia. Mengapa kita terus-menerus mengalihkan pandangan kita dari hal-hal yang keindahannya tak tertandingi dalam warisan orang-orang kudus dalam terang, dan mengarahkan pandangan kita pada hal-hal yang gelap dan menakutkan? Mengapa kita mengumpulkan awan ketidakpercayaan pada jiwa kita, dan menyelubungi diri kita dalam suasana yang hanya mengecilkan hati, dan akan mematikan kerohanian kita? Tuhan ingin kita mengambil pelajaran dari bunga teratai yang mekar putih bersih di dasar danau. Bunga itu terletak dalam keindahan yang tak bernoda sementara di sekelilingnya, di dalam air, mungkin terdapat benda-benda yang tidak pantas dan menjijikkan. Bunga bakung berakar semakin dalam ke dalam tanah subur jauh di bawah permukaan danau, dan, menolak segala sesuatu yang akan menodai dan mencemari kemurniannya, hanya menggunakan sifat-sifat yang akan membantu perkembangannya menjadi bunga yang tak bernoda dan indah. . BEcho 1 April 1889, par. 7

Shall we not learn a lesson from this? Although we are in a world teeming with moral corruption, we have no need to gather to our souls the disgusting pollutions of earth. We may refuse the evil. We may choose the good. We may gather to our souls the precious, the pure, the heavenly; we may put into our character-building solid timber, that will make a fit temple for the indwelling of the Holy Spirit. On the other hand, we may gather to our souls evil suggestions, and doubts, and impurities. We may communicate with the prince of darkness, and refuse the Prince of light. We may put unworthy, unsound timbers into our character-building; and our thoughts, our words, our influence, will lead others into darkness. Our words and works will not be a savor of life unto life, but of death unto death. While we claim to be Christians, if we do not gather with Christ we shall be agents of Satan, to beguile souls away into the paths of destruction. God forbid that this should be the case. Let your life, dear reader, be a continual testimony that you belong to Christ. Represent your Lord in kindness, in forbearance, in long-suffering, in patience, in thinking no evil, in cheerfulness, in fulness of joy. BEcho April 1, 1889, par. 8

Tidakkah kita akan mengambil pelajaran dari hal ini? Meskipun kita berada di dunia yang penuh dengan kerusakan moral, kita tidak perlu mengumpulkan polusi-polusi bumi yang menjijikkan ke dalam jiwa kita. Kita mungkin menolak kejahatan. Kita boleh memilih yang baik. Kita dapat mengumpulkan ke dalam jiwa kita hal-hal yang berharga, yang murni, yang surgawi; kita dapat memasukkan kayu solid yang membangun karakter kita, yang akan menjadi bait suci yang cocok untuk berdiamnya Roh Kudus. Di sisi lain, kita mungkin mengumpulkan dalam jiwa kita saran-saran jahat, keraguan, dan ketidakmurnian. Kita mungkin berkomunikasi dengan pangeran kegelapan, dan menolak Pangeran terang. Kita mungkin menggunakan hal-hal yang tidak layak dan tidak sehat dalam pembangunan karakter kita; dan pikiran kita, perkataan kita, pengaruh kita, akan membawa orang lain ke dalam kegelapan. Perkataan dan perbuatan kita tidak akan menjadi bau hidup bagi hidup, melainkan menjadi bau kematian bagi kematian. Meskipun kita mengaku sebagai orang Kristen, jika kita tidak berkumpul dengan Kristus, kita akan menjadi agen Setan, untuk memperdaya jiwa-jiwa ke jalan kehancuran. Tuhan melarang hal ini terjadi. Biarlah hidup Anda, para pembaca yang budiman, menjadi kesaksian terus-menerus bahwa Anda adalah milik Kristus. Wakililah Tuhanmu dalam kebaikan, dalam menahan diri, sabar dalam penderitaan, dalam kesabaran, dalam tidak memikirkan kejahatan, dalam keceriaan, dalam kegembiraan. BEcho 1 April 1889, par. 8


Prinsip yang harus direnungkan dan dipraktekkan : 

1. Cara untuk menjadi ORANG KRISTEN yang dapat mewakili AGAMA ALKITAB lebih baik lagi : 

    -    Membuka hati kita kepada sukacita Kristus

    -    Berada di dalam dunia tetapi tidak menjadi bagian dunia

    -    Memupuk rasa syukur, cinta dan pujian di dalam hati terhadap JANJI-JANJI TUHAN, sehingga kita dapat mengerti maksud-maksud Tuhan terhadap kita.

    -     Seperti BUNGA mengumpulkan hal-hal tersembunyi dari bumi dan udara, untuk menjadi bunga yang indah, untuk menyenangkan dipandang mata; demikianlah kita mendapatkan HAK ISTEMEWA untuk mengumpulkan dari TAMAN JANJI-JANJI TUHAN : iman, harapan, kedamaian, kegembiraan, dan dukungan. Untuk memberikan kepada orang lain KEHIDUPAN YANG HARUM melalui perbuatan baik. 

2. Ketika TUHAN menyediakan kepada kita PANDANGAN-PANDANGAN yang mulia dan keindahannya tidak tertandingi untuk kita pandang dan renungkan, janganlah kita mengalihkan pandangan kita kepada hal-hal yang gelap dan menakutkan. 

3. AKIBAT jika kita tidak memandang hal-hal yang mulia yang TUHAN sudah sediakan untuk kita pandang : 

    -    Timbullah AWAN KETIDAKPERCAYAAN dalam hati kita

    -    Kita berada DI DALAM SUASANA yang mengecilkan hati kita 

    -    Akan mematikan KEROHANIAN kita

4. PELAJARAN dari BUNGA TERATAI & BUNGA BAKUNG : 

    -    Bunga teratai yang putih bersih, mekar tidak bernoda walaupun disekelilingnya di dalam air terdapat benda-benda yang tidak pantas dan menjijikan

    -    Bunga BAKUNG YANG INDAH berakar kepada TANAH YANG SUBUR jauh di bawah dari permukaan danau, dan MENOLAK segala sesuatu yang dapat mencemari dan menodai kemurniannya. 

    -    Walaupun kita berada di dunia yang MEROSOT MORALNYA, kita tidak perlu mengumpulkan hal-hal polusi BUMI yang menjijikkan ke dalam JIWA KITA. Karena kita bisa menolak kejahatan dan memilih yang baik sebagaimana bunga teratai dan bunga bakung. Kumpulkanlah hal-hal yang murni, berharga dan yang bersifat surgawi. 

5. APA YANG TERJADI jika kita mengumpulkan hal-hal yang JAHAT seperti saran-saran jahat, keraguan, ketidakmurnian?

    -    Kita mengunakan hal-hal yang tidak layak dan tidak sehat untuk pembangunan karakter kita. 

    -    Kita menerima PANGERAN KEJAHATAN, dan menolak PANGERAN TERANG

    -    Pikiran kita, perkataan kita, pengaruh kita akan membawa orang lain kepada kegelapan dan bukan menjadi BAU HARUM untuk orang lain, tetapi menjadi bau kematian bagi mereka. 

    -    Kita akan menjadi AGEN SETAN walaupun kita mengaku sebagai pengikut KRISTUS, karena jiwa kita tidak bersatu dengan KRISTUS. 

6. Hal-hal di poin no.5 TUHAN MELARANG semua itu untuk terjadi, biarlah kita menjadi SAKSI yang terus menerus bahwa KITA adalah milik Kristus. 

7. Kita dapat menjadi SAKSI/WAKIL TUHAN melalui : 

    -    Kebaikan

    -    Menahan diri / pengekangan diri

    -    Sabar dalam penderitaan

    -    Sabar

    -    Tidak memikirkan keceriaan

    -    Penuh dengan keceriaan dan kegembiraan


a more sure word of prophecy

Posting Komentar untuk "33 - Belajar Dari Bunga Teratai & Bunga Bakung"