47 - Apakah Engkau Lalai Dalam Berdoa?




 

 Our heavenly Father waits to bestow upon us the fullness of His blessing. It is our privilege to drink largely at the fountain of boundless love. What a wonder it is that we pray so little! God is ready and willing to hear the sincere prayer of the humblest of His children, and yet there is much manifest reluctance on our part to make known our wants to God. What can the angels of heaven think of poor helpless human beings, who are subject to temptation, when God's heart of infinite love yearns toward them, ready to give them more than they can ask or think, and yet they pray so little and have so little faith? The angels love to bow before God; they love to be near Him. They regard communion with God as their highest joy; and yet the children of earth, who need so much the help that God only can give, seem satisfied to walk without the light of His Spirit, the companionship of His presence. SC 94.1

Bapa surgawi kita menanti untuk melimpahkan kepada kita kepenuhan berkat-Nya. Merupakan hak istimewa kita untuk minum banyak dari sumber kasih yang tak terbatas. Sungguh mengherankan bahwa kita berdoa begitu sedikit! Allah siap dan bersedia mendengar doa yang tulus dari anak-anak-Nya yang paling rendah hati, namun ada banyak keengganan yang nyata di pihak kita untuk menyatakan keinginan kita kepada Allah. Apa yang dapat dipikirkan para malaikat surga tentang manusia yang malang dan tak berdaya, yang tunduk pada godaan, ketika hati Allah yang penuh kasih tak terbatas merindukan mereka, siap memberi mereka lebih dari yang dapat mereka minta atau pikirkan, namun mereka berdoa begitu sedikit dan memiliki begitu sedikit iman? Para malaikat senang bersujud di hadapan Allah; mereka senang berada di dekat-Nya. Mereka menganggap persekutuan dengan Allah sebagai sukacita tertinggi mereka; namun anak-anak bumi, yang sangat membutuhkan pertolongan yang hanya dapat diberikan oleh Allah, tampak puas berjalan tanpa terang Roh-Nya, persahabatan dengan hadirat-Nya. SC 94.1

The darkness of the evil one encloses those who neglect to pray. The whispered temptations of the enemy entice them to sin; and it is all because they do not make use of the privileges that God has given them in the divine appointment of prayer. Why should the sons and daughters of God be reluctant to pray, when prayer is the key in the hand of faith to unlock heaven's storehouse, where are treasured the boundless resources of Omnipotence? Without unceasing prayer and diligent watching we are in danger of growing careless and of deviating from the right path. The adversary seeks continually to obstruct the way to the mercy seat, that we may not by earnest supplication and faith obtain grace and power to resist temptation. SC 94.2

Kegelapan si jahat melingkupi mereka yang lalai berdoa. Godaan bisikan musuh membujuk mereka untuk berbuat dosa; dan itu semua karena mereka tidak memanfaatkan hak istimewa yang telah diberikan Allah kepada mereka dalam tugas ilahi untuk berdoa. Mengapa putra-putri Allah harus enggan berdoa, ketika doa adalah kunci di tangan iman untuk membuka gudang surga, di mana tersimpan sumber daya Mahakuasa yang tak terbatas? Tanpa doa yang tak henti-hentinya dan kewaspadaan yang tekun, kita berada dalam bahaya menjadi ceroboh dan menyimpang dari jalan yang benar. Musuh terus-menerus berusaha menghalangi jalan menuju takhta belas kasihan, agar kita tidak memperoleh kasih karunia dan kuasa untuk melawan godaan melalui permohonan dan iman yang sungguh-sungguh. SC 94.2

There are certain conditions upon which we may expect that God will hear and answer our prayers. One of the first of these is that we feel our need of help from Him. He has promised, “I will pour water upon him that is thirsty, and floods upon the dry ground.” Isaiah 44:3. Those who hunger and thirst after righteousness, who long after God, may be sure that they will be filled. The heart must be open to the Spirit's influence, or God's blessing cannot be received. SC 95.1

Ada beberapa kondisi yang dapat kita harapkan agar Tuhan mendengar dan menjawab doa kita. Salah satu yang pertama adalah kita merasa perlu pertolongan dari-Nya. Dia telah berjanji, "Aku akan mencurahkan air ke atas orang yang haus, dan banjir ke atas tanah yang kering." Yesaya 44:3. Mereka yang lapar dan haus akan kebenaran, yang merindukan Tuhan, dapat yakin bahwa mereka akan dipuaskan. Hati harus terbuka terhadap pengaruh Roh, atau berkat Tuhan tidak dapat diterima. SC 95.1

Our great need is itself an argument and pleads most eloquently in our behalf. But the Lord is to be sought unto to do these things for us. He says, “Ask, and it shall be given you.” And “He that spared not His own Son, but delivered Him up for us all, how shall He not with Him also freely give us all things?” Matthew 7:7; Romans 8:32. SC 95.2

Kebutuhan kita yang besar itu sendiri merupakan suatu argumen dan permohonan yang paling fasih bagi kita. Namun, Tuhan harus dicari untuk melakukan hal-hal ini bagi kita. Dia berkata, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu." Dan "Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?" Matius 7:7; Roma 8:32. SC 95.2

If we regard iniquity in our hearts, if we cling to any known sin, the Lord will not hear us; but the prayer of the penitent, contrite soul is always accepted. When all known wrongs are righted, we may believe that God will answer our petitions. Our own merit will never commend us to the favor of God; it is the worthiness of Jesus that will save us, His blood that will cleanse us; yet we have a work to do in complying with the conditions of acceptance. SC 95.3

Jika kita menyimpan kejahatan di dalam hati kita, jika kita berpegang teguh pada dosa yang kita ketahui, Tuhan tidak akan mendengarkan kita; tetapi doa dari jiwa yang bertobat dan menyesal selalu diterima. Ketika semua kesalahan yang kita ketahui telah diperbaiki, kita dapat percaya bahwa Tuhan akan menjawab permohonan kita. Jasa kita sendiri tidak akan pernah membuat kita berkenan kepada Tuhan; kelayakan Yesuslah yang akan menyelamatkan kita, darah-Nyalah yang akan membersihkan kita; namun kita memiliki pekerjaan yang harus dilakukan untuk mematuhi syarat-syarat penerimaan. SC 95.3


 a more sure word of prophecy

Posting Komentar untuk "47 - Apakah Engkau Lalai Dalam Berdoa?"